Kiat-Kiat Untuk Meraih Kabahagiaan - Al Wasaail Mufiidah Lil Hayaatis Saiidah (Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al-Badr)
Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr
Kiat-Kiat Untuk Meraih Kabahagiaan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan kitab Al Wasaail Mufiidah Lil Hayaatis Sa’iidah, sebuah kitab buah karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr. Kajian ini disampaikan pada 24 Jumadil akhir 1439 H / 12 Maret 2018 M.
Status program kajian kitab Al Wasaail Mufiidah Lil Hayaatis Sa`iidah: Selesai.
Kajian Tentang Kiat-Kiat Untuk Meraih Kabahagiaan – Al Wasaail Mufiidah Lil Hayaatis Sa’iidah
Kita semua mengetahui bahwa kebahagiaan adalah impian setiap orang. Tidak ada diantara kita kecuali ingin mendapatkan kebahagiaan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan manusia yang salah dalam mencari kebahagiaan. Kesalahan tersebut disebabkan karena mereka tidak mengetahui sarana untuk menggapai kebahagiaan yang benar. Dan kitab ini akan menjelaskan kepada kita semua bagaimana caranya agar kita meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kebahagiaan tidak akan didapatkan kecuali orang yang mentaati Allah subhanahu wa ta’ala. Karena sesungguhnya kebahagiaan seorang hamba hanya bisa didapatkan dengan ketaatan-ketaatan dan mengikuti petunjuk Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
…فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
“…Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan sengsara.” (QS. Ta-Ha[20]: 123)
Maka seyogyanya bagi seorang muslim untuk bersemangat dan berusaha melakukan sarana-sarana yang dengannya dia mendapatkan kebahagiaan tersebut.
Sesungguhnya kebahagiaan dan ketentraman hati serta hilangnya segala kesedihan adalah harapan dan impian setiap orang. Dengannya, setiap orang akan menggapai kehidupan yang bahagia. Dengannya, kebahagiaan itu akan lebih baik dan lebih sempurna.
Untuk mendapatkan semua itu, ada beberapa sarana. Baik itu sarana yang berkaitan dengan agama atau sarana-sarana alami yang dapat dilakukan agar mendapatkan kebahagiaan tersebut. Sebab-sebab tersebut tidak mungkin untuk terkumpul kecuali bagi seorang yang beriman. Adapun orang-orang yang tidak beriman, seandainya mereka mendapatkan kebahagiaan, maka tentu kebahagiaan yang mereka dapatkan tidak sesempurna kebahagiaan orang yang beriman.
Kebahagiaan, tempatnya ada dihati. Dan apabila hati telah dipenuhi dengan kebahagiaan, maka tentu seorang akan hidup dengan kehidupan yang bahagia. Maka barang siapa yang menginginkan kebahagiaan, hendaknya dia mencari ketenangan hati dan ketentraman hati. Untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hati tentunya ada sarana-sarana yang bermacam-macam yang dapat dilaksanakan oleh seorang hamba. Yang apabila sarana-sarana tersebut dia lakukan seluruhnya, maka tentu dia akan hidup dengan kehidupan yang bahagia. Dan barangsiapa yang gagal melaksanakan sarana-sarana tersebut, maka dia akan gagal meraih kebahagiaan.
Seorang muslim yang memperhatikan dirinya dan berusaha untuk menyempurnakan dirinya hendaklah berusaha untuk mengetahui sarana-sarana tersebut agar dia mampu mendapatkan kehidupan bahagia yang dia impikan.
Sebab yang utama dan pertama untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut adalah iman dan amal shalih. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿٩٧﴾
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl[16]: 97)
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan kepada kita dan menjanjikan bagi orang yang menggabungkan antara iman dan amal shalih dengan kehidupan yang baik di dunia ini juga balasan yang baik di dunia dan akhirat nanti. Sebab dari hal itu jelas karena orang-orang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar yang membuahkan amal shalih yang memperbaiki hati mereka dan membuahkan akhlak yang baik di dunia dan akhirat. Mereka mempunyai pokok-pokok dan pondasi-pondasi yang dengannya mereka menerima segala apa yang datang kepada mereka baik itu dari kebahagiaan dan kenikmatan juga dari segala kesedihan dan permasalahan.
Pengaruh Keimanan dalam Mendapatkan Kebahagiaan
Bahwa orang-orang yang beriman mempunyai pokok-pokok keimanan yang dengannya dia dapat menerima dan menghadapi segala nikmat yang didapatkannya. Juga dia mempunyai pokok-pokok yang dengannya dia bisa menghadapi segala kesedihan yang akan dihadapi.
Orang-orang yang beriman akan merima segala kenikmatan dengan rasa syukur kepada Allah subahanahu wa ta’ala. Lalu dia menggunakan nikmat-nikmat tersebut pada hal-hal yang bermanfaat. Apabila mereka menggunakan nikmat tersebut pada hal-hal yang bermanfaat, maka tentu hal tersebut akan membuahkan kebahagiaan kepada mereka. Dengannya, mereka akan berharap agar nikmat tersebut akan kekal bahkan akan semakin berkah. Juga dia memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk diberi pahala karena dia bersyukur atas segala nikmat tersebut. Tentu dengan hal tersebut dia akan merasakan kebaikan dan keberkahan dari nikmat-nikmat yang dia dapatkan.
Ketika orang-orang yang beriman mendapatkan kenikmatan, mereka menerima kenikmatan tersebut dengan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengakui nikmat tersebut datangnya dari Allah subahanahu wa ta’ala dan tidak menggunakan untuk bermaksiat kepada Allah subahanhu wa ta’ala.
Dan orang-orang yang beriman akan menghadapi segala kesulitan, kesedihan, gundah-gulanah dengan berusaha menghilangkan segala kesulitan tersebut. Atau dia berusaha meringankan apa yang dia mampu untuk dia meringankannya. Atau dengan bersabar dengan kesabaran yang baik pada hal-hal yang dia tidak mampu untuk menolaknya. Dengan segala hal-hal ini, dia akan mendapatkan pengaruh-pengaruh baik dari musibah-musibah yang menimpanya. Atau bahkan dia akan mendapatkan pengalaman atau kekuatan bagaimana cara untuk menghadapi musibah yang datang. Tentu dengan kesabaran dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, seseorang akan merasakan musibah menjadi ringan dan bahkan musibah tersebut bisa berganti kebahagiaan dan harapan yang baik serta harapan dari karunia Allah subahanhu wa ta’ala yang sangat luas.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Orang Beriman Menghadapi Kesulitan dan Musibah
Pertama, berusaha untuk menghilangkan dan melawan musibah-musibah yang menghadapi. Apabila tidak mampu menghadapi dan menghilangkan musibah tersebut, maka dia berpindah untuk berusaha meringankan apa yang menimpanya dari segala kesulitan. Jika dia juga tidak mampu untuk meringankan musibah tersebut, maka dia berpindah kepada tingkatan berikutnya. Yaitu dia akan sabar dengan kesabaran yang baik. Dia akan mengharap pahala dari Allah subahanahu wa ta’ala. Tentu sangat besar pahala bagi orang yang bersabar.
Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Kiat-Kiat Untuk Meraih Kabahagiaan – Al Wasaail Mufiidah Lil Hayaatis Sa’iidah
Podcast: Play in new window | Download